Tatkala AS merayakan hari kemerdekaan mereka kemaren, yaitu tanggal 4 Juni, rakyat tengah dihebohkan oleh berita yang cukup mengejutkan. Pasalnya, Kanye West, pesohor rapper suami dari Kim Kadarshian tersebut, mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden AS 2020. Pemilu AS sendiri akan dihelat di bulan November tahun ini.
Pro Kontra pun tak dihindari untuk mencuat. Elon Musk, Billionaire pendiri Tesla dan SpaceX, menyatakan dukungan penuh terhadap calon presiden terbaru tersebut.
Bullish bagi Bitcoin?
Kanye memberi kesan pertamanya untuk industri kripto dengan cara mentwit ‘dcentralize’ 25 April 2018. Kala itu, Bitcoin sedang berada di periode transisi dari bull market ke bear market. Berikut cuplikan pernyataannya:
Berselang sebulan kemudian, salah satu rapper ternama paman sam ini juga tak tanggung-tanggung dalam mengekspos visinya dalam Bitcoin. Tepatnya pada saat Kanye West diwawancara oleh TMZ, secara gamblang dengan jelas bagaimana visinya mengenai Bitcoin yang dapat mengubah pandangan kita terhadap rasis.
Dalam interview tersebut dijelaskan kenapa Kanye beranggapan demikian. Bermula dari desain dari uang cash 20 Dollar yang di dalamnya terpampang foto pahlawan abolitionist AS Harriet Tubman yang di delay pencetakannya. Abolitionist sendiri adalah bentuk perlawanan rakyat terhadap kaum bourjois dan sistem perbudakan. Presiden Donald Trump pada saat kampanye nya di tahun 2016 menentang hal tersebut sebagai ‘murni realita politik.’
Sebagai salah satu pendukung Trump di tahun 2016, Kanye menyatakan itulah momen dimana ia jadi mengingat apa itu perbudakan dan kenapa Ia ingin bitcoin menjadi sebuah simbol keadilan yang tanpa sekat.
Apabila Kanye West benar-benar menjadi Presiden AS 2020 terpilih untuk periode empat tahun ke depan, bukan tidak mungkin Bitcoin akan menjadi mainstream. Pasalnya, Kanye West sendiri telah melejit dengan album terbaru nya yang baru rilis tahun ini. Tidak hanya itu, istrinya, Kim Kadarshian, tahun ini pun telah masuk dalam kategori bilionair. Dengan influence dan follower yang banyak, itu dapat mengubah peradaban untuk selamanya.
Namun, di sisi lain, Ia sendiri harus memutar otak apabila itu terjadi. Bukan karena dollar yang dapat tetandingi secara status quo, melainkan sistem moneter dan perbankan yang yang di bangun sejak The Great Depression pun akan turut obsilit. Sehingga, Amerika Serikat sebagai negara adidaya pun akan terancam eksistensinya yang belakangan ini mulai di challenge oleh Tiongkok