![twitter-bitcoin-](https://bitcoinindonesia.net/wp-content/uploads/2020/07/twitter-bitcoin--696x435.jpg)
Serangan secara masif terjadi beberapa hari silam dimana salah platform media sosial, Twitter, telah dilanda aksi peretasan secara ilegal. Aksi peretasan dilakukan yang menargetkan publik figur ternama seperti Bill Gates, Elon Musk, dll. Sejauh ini, peretas berhasil menilap sebanyak 11 Bitcoin, atau sebesar 100 ribu US Dollar.
Bahkan Twit Elon Musk tadi pagi pun diretas tentang Dogecoin padahal dia merupakan mantan CEO dari Dogecoin.
Sementara itu, Twitter sendiri ternyata kurang sigap dalam menanggulangi skandal retas terbesar di platform tersebut. Pasalnya, perusahaan tersebut awalnya mencoba mengontrol kondisi bahwa semuanya baik-baik saja, dengan adanya akun “blue-check” yang dimiliki para publik figur tersebut.
Peretas ini sendiri men-twit secara langsung kepada pengguna untuk mendepositkan Bitcoinnya dengan iming-iming uang kembali dua kali lipat. Berdasarkan gelagat semacam itu, sudah dapat dipastikan bahwa tidak ada Bitcoin yang kembali apabila semua telah berpindah dari ledger pribadi, karena set-up Bitcoin menjadikan kita sebagai Bank kita sendiri.
Aksi peretasan ini terbilang peretasan terganas selama Twitter berdiri karena mereka tidak lagi membuat akun Bot yang menyerupai akun publik figur, melainkan mereka yang menjadi publik figur tersebut dengan cara meretas langsung akses dari database HQ Twitter.
Jack Dorsey, CEO Twitter, sendiri melalui twit pernyataannya menyesali kejadian yang meresahkan semua pihak ini. Agar kiranya menjadi pembelajaran dan pengetatan sistem keamanan siber yang perlu ditingkatkan.
Peretasan masif ini juga meningkatkan tingkat kewaspadaan kita dalam menjaga otoritas kedaulatan identitas kita pada pihak ketiga. Bayangkan, apabila sekaliber Elon Musk saja bisa dihack, apalagi rakyat jelata yang melakukan sign up secara biasa dan tanpa centang biru? Data kita dapat diperdagangkan demi keuntungan pihak tertentu tanpa kita tahu sedikitpun apa dan kenapa.
Apapun itu, di sisi lain, secara tidak langsung itu merupakan pintu masuk drug termasif yang ada. Bayangkan indsutri yang masih terhitung baru ini, butuh marketing untuk menjadi besar. Laiknya Kangen Band yang bisa sampai tenar, mereka terkenal berkat album bajakan yang tersebar dari mulut ke mulut.
Selain harga yang menjadi pemicu strategi marketing dari kripto, hack masif ini pun secara tidak langsung memberikan dampak positif berupa pengetahuan dan kepedulian kembali akan dunia kripto. Terbukti, google search menunjukkan analisa terminologi pencarian terhadap Bitcoin meroket dalam kurun waktu hanya 24 jam.
Sehingga, policy maker seperti Donald Trump dan Joe Biden memiliki kegalauan untuk melawan industri ini tanpa harus menyebutkan karena dapat berdampak marketing bagi industri tersebut, tepatnya pada pemilu AS November ini.